Teks cerita fabel


Kesombongan Si Bebek

Jauh di dalam hutan hiduplah seekor bebek yang sombong. Dia selalu membanggakan dirinya karena mempunyai bulu yang putih, bersih, dan bisa terbang sangat tinggi dan ia juga bisa berenang dengan baik. Dia merasa dirinya hewan yang paling hebat dan cantik.
Namun, pada suatu hari ia mendengar di hutan lain ada hewan yang hampir seperti dirinya tetapi lebih besar dan cantik. Hewan itu bernama angsa. Karena merasa tersaingi bebek akhirnya pergi ke hutan dimana sang angsa tinggal.
“ sehebat apa sih angsa itu, sampai-sampai ia dibicarakan oleh seluruh hewan di hutan. Pasti tidak lebih hebat dari aku,” pikir si bebek.
Lalu, setelah sampai di hutan dimana sang angsa tinggal, si bebek bertanya kepada hewan yang ia temui di hutan itu.
“ hei ayam, apakah kau tahu dimana angsa sekarang?” tanya si bebek dengan ketus.
“ apakah kau tidak bisa bicara baik-baik?” kata ayam itu dengan ketus pula.
“ sungguh tidak sopan,” kata ayam dalam hati.
“ lalu, bagaimana aku harus berbicara?” tanya bebek.
“ bicaralah dengan sopan, jangan ketus seperti tadi,”
“ baiklah, apakah kau tahu dimana angsa sekarang?” tanya si bebek kepada ayam sambil berusaha membuat halus nadanya, walau terpaksa.
“ dia ada di sungai,” jawab ayam.
“ ya sudah, kalau begitu aku pergi dulu,” kata si bebek sambil berlalu meninggalkan ayam tanpa berterima kasih.
“ hei bebek, setidaknya ucapkan terima kasih dulu,” teriak ayam.
Tapi bebek tidak menghiraukannya dan terus berjalan ke sungai. Sesampainya di sungai bebek mencari-cari angsa dan akhirnya ia menemukan angsa sedang berenang di sungai. Bebek sangat takjub melihat angsa, karena ia sangat cantik dan besar melebihi dirinya. Tetapi bebek tetap menganggap bahwa angsa tidak lebih hebat dari dirinya.
Lalu, bebek menghampiri angsa dan berkata “ hei, apakah engkau yang bernama angsa?”
“ iya, memangnya kau siapa?”
“ aku adalah bebek dari hutan sebelah yang mempunyai bulu putih bersih dan cantik. Dan juga bisa terbang tinggi dan berenang dengan baik,” jawab bebek dengan lantang.
“ untuk apa kau mencariku?” tanya angsa.
“ ku dengar, kau ini pandai berenang, bisa terbang dan bulumu sangat cantik, tapi menurutku biasa saja,”
“ memangnya apa urusanmu?” tanya angsa sedikit marah.
“ aku ingin menantangmu lomba terbang untuk membuktikan bahwa aku lebih hebat darimu,”
“ jadi kau mengajakku lomba hanya untuk membuktikan bahwa kau lebih hebat? Tapi kenapa?” tanya angsa sedikit keheranan.
“ karena aku ini adalah hewan terhebat dan tidak ada yang boleh menyaingiku,”
“ kalau begitu, aku tidak mau, karena itu adalah sifat sombong dan aku tidak mau menjadi sombong,”
“ kau takut ya? Kalau takut, bilang saja,” ejek bebek.
“ takut? Aku tidak takut, baiklah, kalau kau memaksa aku akan ikut, jadi kapan lomba itu dimulai dan dimana?”
“ besok pagi, di sini, kau harus terbang melewati pepohonan itu lalu setelah sampai di pohon terakhir, kembali lagi ke sini,” jelas bebek.
“ baiklah, akan aku tunggu kau di sini,”
Keesokkan harinya, bebek benar-benar datang dan angsa sudah menunggunya. Hewan-hewan lain pun sudah datang pun sudah datang karena diberitahu oleh bebek.
Lalu setelah semua siap pada posisi kancil sebagai juri pun berteriak memberi aba-aba “ satu, dua, tiga,”
Bebek dan angsa terbang sama-sama cepat, tetapi saat sampai di pepohonan, angsa sedikit kesulitan karena celah antara pohon satu dengan pohon yang lain sangatlah kecil melebihi dirinya.
Sedangkan bebek terbang sangat cepat dan sesekali melihat ke belakang untuk memastikan angsa sudah sampai dimana. Ternyata angsa belum juga kelihatan.
“ memang benar, aku ini lebih hebat dari angsa,” pikir si bebek.
Karena terlalu sering menengok ke belakang, bebek tidak menyadari bahwa di depannya ada pohon yang sangat besar dan “bug” bebek menabrak pohon itu dan ia jatuh ke kubangan lumpur.
Angsa yang melihat kejadian itu langsung menghampiri si bebek dan menolongnya. Dan semua hewan yang menonton lansung menghampirinya.
“ apakah kau baik-baik saja?” tanya angsa kepada bebek.
“ sayapku sangat sakit,” jawab bebek sambil menahan sakit.
“ kalau begitu, ayo bahwa bebek ke rumahku untuk diobati,” kata angsa kepada para hewan.
Sesampainya di rumah angsa, bebek langsung dibersihkan bulunya tetapi bulu bebek tidak kembali putih seperti semula, tetapi menjadi coklat. Setelah di bersihkan ia diobati oleh angsa.
Bebek sangat menyesal karena ia telah menyombongkan diri dan akibatnya sekarang bulunya menjadi coklat dan ia tidak bisa terbang, lalu ia meminta maaf kepada angsa.
“ maafkan aku angsa, karena telah sombong padamu dan mengejekmu,”
“ iya, tidak apa-apa, aku sudah memaafkanmu,” jawab angsa.
Sejak saat itu bebek menjadi teman baik angsa dan ia tidak lagi sombong.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Singkat Kampung Warak (Bahasa Jawa)

Unggah Ungguh Basa Jawa

Materi sesorah/pidato